KunciJawaban PPKN Kelas 11 SMA Halaman 39, Puisi Demokrasi Kebun Binatang - Ringtimes Banyuwangi - Halaman 2. jelaskan gambaran umum isi puisi rakyat (minimal 5 kalimat )2. bagaimana nada dan suasana yang - Puisi kehidupan sehari-hari - Belajarlah menerima sesuatu ☺️ - Wattpad.
DiKebun Binatang aku temukan wajah itu, di situ. wajahku. wajahmu. wajah kita, yang kelelahan menyesali terali. mengekang kebebasan kita. monyet itu, harimau itu, serigala itu, buaya itu; berteriak-teriak minta makan.
MaknaDemokrasi ppkn kurtilas xi bukusiswa rev2017 terampilmatematika blogspot com. 38 | Kelas XI SMAMASMKMAK Demokrasi Kebun Binatang Mari kita pergi ke kebun binatang bersama-sama, Karena kita ingin mendengar gagasan pimpinan baru kota para hewan itu. Pimpinan baru kebun binatang ingin mereposisi sebuah kandang dan kandang itu kandang yang
iiKelas XII SMA/SMK. Rumusan kompetensi telah diterima secara universal mencakup tiga ranah, Sejalan dengan itu, tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan untuk. mengembangkan kompetensi siswa dalam tiga ranah tersebut. Tujuan ini juga. sikap sosial, menjadi insan berakhlak mulia,mandiri, demokratis, bertanggung.
. Oleh Fata Sang Pujangga* Barangkali saya adalah salah satu diantara banyak orang yang suka bercermin. Sampai-sampai saya meletakkan cermin itu selebar kamar. Wah, untuk apa? Ya, agar dapat melakukan autokritik terhadap diri saya sendiri. Minimal tidak mengatakan “monyet” pada saudara yang sebenarnya sejenis dengan saya. Sepintas, cermin-cermin itu belum cukup bagi saya untuk melihat siapa diri saya. Serius! Namun ada satu cermin lain yang tidak lazim dilakukan oleh kebanyakan orang yaitu, buku. Pernahkah kita menjadikan buku sebagai cermin? Mungkin hanya beberapa saja diantara kita, bukan? Dengan buku, saya berupaya membaca diri saya selain pada cermin yang saya sebutkan di atas. Sebab dengan cara ini, saya tidak mudah membuat orang lain tersinggung, begitu juga kalian. Iya, enggak?! Perlu kita akui ketersinggungan itu merupakan sumber konflik yang memecahkan persahabatan dan persaudaraan. Tentu kita sudah mendengar beberapa hari terakhir, yang sudah banyak diberitakan peristiwa kerusuhan di Papua. Unjuk rasa dan kerusuhan terjadi di Jayapura, Papua, serta Manokwari dan Sorong di Papua Barat, hal itu muncul bukan tanpa ada sebab. Insiden aksi rasisme dan persekusi terjadi di Surabaya dan Malang menimpa mahasiswa asal Papua yang dilakukan oleh oknum warga dan aparat keamanan, merupakan pemicu awal dari semua itu. Sangat ironis, karena celaan kata-kata monyet dan anjing itu -sebagaimana yang disampaikan oleh Dorlince Iyowau, 17/08- dilakukan oleh oknum aparat yang seharusnya menjadi pengayom yang ramah bagi masyarakat. Pertanyaanya, apakah mereka sedang tidak sadar? Apakah mereka tidak berpikir? Padahal, manusia adalah binatang yang berpikir, dan ketika mereka berhenti berpikir, maka tinggal binatangnya saja. apakah pencela ini binatang? Mau bicara kok tidak dipikir-pikir dulu. Bicara tentang rasisme yang tidak perlu diobok-obok lagi di negeri ini dan kata-kata monyet yang dilontarkan oknum aparat pada saat itu, saya tiba-tiba ingat dengan buku Sapiens karyanya Yuval Noah Harari. Dia mengatakan manusia yang tersisa saat ini adalah satu-satunya dari banyak genus Homo yang tersisa saat ini. Harari menyebutnya Homo sapiens. Harari mengatakan, suka tidak suka Homo sapiens kita-kita ini adalah anggota dari satu famili besar dan sangat berisik yang disebut kera besar. Nah loh, kera kan sejenis monyet, masak monyet ngatain monyet.—dan ini bukan teori Darwin loh, justru dia memunculkan antitesa teori evolusi Darwin. Beberapa ratus tahun lalu, ada banyak ras atau spesies yang tergolong dalam genus Homo manusia, kata Harari. Diantaranya, ya Homo sapiens, Neaderthal dan Erectus serta Denisova dan lainnya yang saat ini sudah tidak ada. Sehingga menurut Harari satu-satunya manusia yang tersisa di muka Bumi ini adalah Sapiens—ya kita-kita ini. Mengapa spesies Sapiens yang tersisah? Ada dua teori yang menjadi alasan Harari yaitu teori Pergantian dan Teori Perkawinan Silang. Saya cukup menjelaskan teori pertama saja . Teori Pergantian yang menyatakan bahwa Sapiens lah yang menggantikan spesies genus Homo atau manusia sebelumnya tanpa ada pencampuran apapun. Mengapa tinggal satu ras saja? karna ras Sapiens membantai seluruh manusia yang lainnya. Menurut Harari, motif yang paling memungkinkan proses itu terjadi adalah adanya perebutan sumber daya. Itu berarti bahwa tidak ada perbedaan ras antara masyarakat Papua, Jawa, Sumatra dan lainnya. Kita berasal dari satu ras yang sama yaitu Sapiens, yang mampu bertahan hidup sampai saat ini dari beberapa genus Homo yang ada sebelumnya. Dari penjelasan di atas, kita dapat bercermin siapa kita, siapa saudara kita, dan siapa tetangga kita? Tidak ada alasan lain bahwa kita semua adalah bersaudara. Tidak ada lagi perbedaan rasial untuk kita persoalkan. Toh, kalaupun masih ada yang mengumpat dengan kata-kata yang tidak patut, secara orang tersebut tidak sadar mengumpat dirinya sendiri. Kalau orang lain kita sebut monyet, tentu kita adalah binatang yang lebih buruk dari monyet. Atau mungkin kita sama-sama monyet ya? Maka dari itu, saya sarankan buku itu jadikan cermin, bagi oknum-oknum yang merasa terlibat dalam aksi rasisme itu. Membusuk Ada apa dengan demokrasi? Benarkah membusuk? Kalau saya jelaskan tanpa alasan, khawatir dikatakan profokatif. Patut kita ketahui bahwa calon demagog berkeliaran di negara-negara demokrasi seperti Indonesia, bahkan sekali-sekali salah satunya mencari cela untuk mendapatkan perhatian publik. Selain mereka memunculkan isu rasialisme, tindakan-tindakan persekusi dan diskriminasi sedikit-sedikit mereka tunjukkan. Mereka coba-coba menyulut perlahan untuk menyalakan paham fasisme di negeri ini. Kita juga perlu mewaspadai munculnya Orba dalam bentuk baru. Saya masih ingat akhir tahun lalu pernah membaca How Democracy Die karya Steven Levitsky & Daniel Ziblatt, dimana mereka memberikan cara bagaimana mengenali otoritarianisme pada politikus yang tak punya riwayat antidemokrasi yang jelas? Melalui tulisannya Juan Linz—seorang ahli ilmu politik—mereka bedua mengembangkan satu set berisi empat tanda peringatan terkait perilaku yang bisa membantu kita mengenali tokoh otoriter. Kata mereka, sebaiknya kita khawatir apabila seorang politikus 1 menolak aturan main demokrasi, dengan kata-kata atau perbuatan, 2 menyangkal legitimasi lawan sipil, 3 menoleransi atau menyalurkan kekerasan, atau 4 menunjukkan kesediaan membatasi kebebasan sipil, termasuk media. Sampai di sini, mari kita pura-pura menganalisis insiden yang menimpa mahasiswa Papua. Apakah indakator-indikator tersebut akan menjelaskan adanya tokoh otoriter atau sebuah sistem yang tidak sepenuhnya demokratis? Dimulai dari peristiwa yang terjadi di Malang, yang saat itu Aliansi Mahasiswa Papua AMP melakukan aksi damai, namun dihadang oleh ormas dan intel berpakaian preman. Mereka dipukul dengan helm dan dilempari batu, bagitu penuturan juru bicara AMP Wenne Huby yang saya baca di 15/08. Dari peristiwa itu terdapat tindakan-tindakan yang tidak demokratis, seperti membatasi kebebesan sipil, membatasi protes, kritik terhadap pemerintah, melakukan kekerasan yang hal ini termasuk penjabaran dari indikator ke-empat dalam buku tersebut. Begitu pula peristiwa yang terjadi di Surabaya, tidak mungkin sekelompok aparat mendatangi asrama mahasiswa Papua tanpa ada komando dari atasan. Dari pemberitaan yang saya saksikan terdapat persekusi terhadap mereka, seolah-seolah aparat-aparat ini hendak menangkap teroris. Aparat macam apa ini? Senjata menjadi alat untuk melawan mahasiswa. Selain itu aparat ini menuduh tampa dasar yang dianggap melanggar hukum. Misal menuduh mereka membuang bendera merah putih tanpa bukti. Seolah-olah mahasiswa Papua adalah ancaman eksistensial, baik keamanan nasional maupun cara hidup yang umum. Ciri-ciri tersebut sangat erat kaitannya dengan empat indikator di atas. Itu berarti apa? Otoritarianisme sedang diuji coba kembali di negeri ini. dan tubuh demokrasi sedang membusuk, terdapat ulat-ulat jahat menggerogoti tubuhnya. Melihat integrasi bangsa ini sedang terganggu. Selain persatuan yang perlu kita kokohkan dengan meredam isu-isu rasial yang profokatif, dan memperbaiki demokrasi ini, kita perlu diam-diam mengintip ada apa dan siapa di balik semua ini? * Penulis merupakan Mahasiswa Magister Ilmu Politik di Universitas Nasional Jakarta
- Masa persiapan ujian sekolah di permulaan Maret 2021 memaksa saya kembali membuka buku-buku pelajaran yang sudah 1-2 tahun tak dibaca. Di tengah nihilnya keasyikan membaca buku ajar, saya kembali menemukan pembuka sebuah bab yang ganjil dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XI dalam bab “Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila”. Di luar uraian materi yang menjemukan dan penuh lingkar-putar itu, perhatian saya tertuju pada ilustrasi pembuka bab yang menyajikan puisi Taufiq Ismail, “Demokrasi Kebun Binatang”. Puisi yang termuat dalam buku Katastrofi Mendunia Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma, Narkoba hal. 282-285, dikutip ulang lengkap sebagai stimulus pengantar bab. Klaim penulis buku, “Demokrasi Kebun Binatang” dicantumkan dengan maksud, “....membantu kalian memahami makna demokrasi dan budaya demokrasi.”Respons saya ketika mendapati puisi itu? Geli dan mulas. Apa pentingnya Taufiq Ismail dikutip dalam perbincangan tentang demokrasi? Ada begitu banyak ilmuwan dan pemikir politik di Indonesia yang tekun mengamati demokrasi. Lalu, mengapa Taufiq Ismail yang dipilih? Saya tak ingin menyangkal bahwa sastrawan dan karyanya tentu bisa memantik diskusi panjang tentang demokrasi. Sudah sangat sering Walt Whitman dipelajari untuk memahami visi kehidupan demokratis yang alamiah sebagaimana dibayangkan masyarakat Amerika pada abad ke-19. Sudah sangat sering pula orang membahas peran Heinrich Heine sebagai intelektual publik beserta puisi-puisinya yang mewarnai pemberontakan rakyat dalam Revolusi 1848 di Jerman. Dan tentu kita tak lupa betapa bertenaganya puisi-puisi Widji Thukul menggedor kesadaran massa untuk menjebol rezim Orde Baru. Tentu Taufiq Ismail bukan Whitman, Heine, dan Thukul. Bukunya yang disinggung dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan juga bukan karya sastra ataupun karya akademik, bahkan tak bisa dibilang sejarah populer. Katastrofi Mendunia Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma, Narkoba terbit pada 2004, hanya berjarak 39 tahun dari pembantaian jutan manusia oleh pemerintahan teror yang ikut ia sokong pendiriannya; dan 6 tahun setelah rezim pembantai itu bubar. Katastrofi Mendunia adalah pamflet alarmist dengan daftar ancaman yang selalu bisa diperbarui pada judul di tiap edisi revisinya. Tak hanya “Marxisma”, “Leninisma”, “Stalinisma”, “Maoisma”, “Narkoba”, tapi juga, misalnya Katastrofi Mendunia Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma, Narkoba, Al-Qaeda 2005 Katastrofi Mendunia Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma, Narkoba, Al-Qaeda, Mafia Migas 2006 Katastrofi Mendunia Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma, Narkoba, Al-Qaeda, Mafia Migas, Kutu Beras 2007 Katastrofi Mendunia Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma, Narkoba, Al-Qaeda, Mafia Migas, Kutu Beras, Penista Agama 2017 Katastrofi Mendunia Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma, Narkoba, Al-Qaeda, Mafia Migas, Kutu Beras, Penista Agama, Mobile Legend 2018 Bagaimana mungkin kita bisa belajar “memahami makna demokrasi dan budaya demokrasi” dari karya yang hanya menjual ketakutan dan pepesan kosong? Masalahnya, dampak dari kerja-kerja orang seperti Taufiq Ismail sebagai apologis rezim berdarah tak berhenti sampai di situ. Taufiq Ismail adalah bagian warisan zaman lapuk yang mengajarkan kepada kita semua untuk tidak jujur pada Pancasila Mari kita masuk ke ihwal yang lebih substansial. Kengawuran buku ajar ini juga mengingatkan saya pada kontroversi seputar pengesahan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila Juni 2020 lalu. Beberapa dari kita mungkin mengingatnya sebagai rangkaian polemik di televisi dan di media sosial tentang relevansi produk hukum ini. Sebagian besar opini publik mengarah kepada ketidaksetujuan karena substansi undang-undang yang dinilai tendensius hendak menyelewengkan Panca Sila menjadi Tri Sila dan Eka Sila; sebagian lain menyoroti masalah pencabutan Ketetapan no. XXV/MPRS/1966 tentang sembilan bulan, saya terus teringat akan serangkaian unjuk-rasa di depan Kompleks Parlemen Senayan yang menentang pengesahan RUU sambil menebar prasangka dan desas-desus “penyusupan komunis” dalam mekanisme legislasi tersebut. Syakwasangka yang menggelikan itu membuat saya tak habis pikir. Selain mengandung kelucuan di atas rata-rata, tuduhan keblinger bahwa “Eka Sila adalah bukti misi komunis yang mau mengganti sila ketuhanan” juga menunjukkan simpul kebutaan sejarah dan kelumpuhan nalar kritis akibat warisan budaya sensor peninggalan Orde Baru. Tapi, dari mana sebenarnya opini nirbobot macam ini bisa muncul? Soeharto memang sudah mati, tetapi hantu Orde Baru terus menghantui langkah ke mana bangsa ini hendak bertolak. Dan hantu itu bertahun-tahun lamanya bersemayam di buku pelajaran—dan secara eksplisit dalam kurikulum—Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan selanjutnya PPKN yang disusun dan diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2014. Tiga kata yang dapat saya gunakan untuk merepresentasikan karakteristik buku dan kurikulum ini—sesudah mempelajarinya selama mengenyam bangku sekolah—adalah sesat, picik, dan gagal move on dari ideologi keblinger Orde Baru. Karena karakteristik macam ini pula, saya tidak segan menuding biang salah kaprah seputar Eka Sila adalah mata pelajaran yang sengaja didesain para gedibal Orde Baru dengan tujuan mencetak kultur seragam yang tegak berdiri di atas kedunguan, sehingga bila penguasa bertindak sewenang-wenang, rakyat cukup menerima dan pasrah, tidak melawan, apalagi merombak watak kekuasaan itu sendiri. "Juru Selamat" Palsu “Disinformasi”—yang sering dipertukarkan dengan “hoaks” atau “fitnah” atau “berita palsu”—adalah kata yang hari-hari ini sering terlontar dari mulut aparat negara. Blunder kebijakan sering dialamatkan pada “disinformasi”. Para penolak RUU yang tak populer seperti Omnibus Law kerap dituduh menyebarkan informasi palsu. Bahkan peringatan atas ancaman COVID-19 awalnya ditanggapi oleh pemerintah sebagai “hoaks”. Salah satu “disinformasi” yang dampaknya bisa menjangkau beberapa generasi sekaligus rupanya ada di buku PPKn Kelas XII. Pada halaman 112, buku itu menyebutkan keterangan bahwa Eka Sila adalah pemerasan Panca Sila yang kongruen dengan trias Nasionalisme Agama Komunisme Nasakom. Di sini saya kutipkan paparan itu yang verbatim berbunyi, “Salah satu penyimpangan tersebut—dalam masa Demokrasi Terpimpin—adalah terjadinya pemerasan dalam penghayatan Pancasila. Pancasila yang diperas menjadi tiga unsur yang disebut Trisila, kemudian Trisila ini diperas lagi menjadi satu unsur yang disebut Ekasila. Ekasila inilah yang dimaksud dengan Nasakom nasionalis, agama dan komunisme.” Jika kita berniat jujur pada sejarah, mengapa kutipan asli dari perumus “Ekasila” ini tak disertakan? Saya kutip dari penjelasan langsung sang perumus Panca Sila, Sukarno, dalam pidatonya yang kemudian diberi tajuk “Lahirnja Pantja Sila”. “Djikalau saja peras jang lima mendjadi tiga dan jang tiga mendjadi satu, maka dapatlah saja satu perkataan Indonesia jang tulen, jaitu perkataan g o t o n g - r o j o n g! Negara Indonesia jang akan kita dirikan haruslah negara gotong-rojong! Alangkah hebatnja, negara gotong-rojong!” Salahkah mengutip Sukarno dalam pidato itu? Tidak, kecuali jika sejak awal Anda mempraktikkan akrobat logika dengan meloncat langsung kepada kesimpulan bahwa kutipan asli Sukarno tak perlu dipelajari karena berasal dari masa Demokrasi Terpimpin dan bahwa Demokrasi Terpimpin jahat adanya. Siswa tidak diberikan kesempatan menelaah sumber primer seperti pidato “Penemuan Kembali Revolusi Kita”, yang tak lain adalah bagian penting dari pertarungan gagasan selama “Demokrasi Terpimpin”. Dan itulah yang terjadi pada buku ini. Uraian “Demokrasi Terpimpin” beserta dinamika Indonesia masa itu cenderung diukur dengan barometer “Demokrasi Pancasila” made in Orde Baru. Seakan-akan “Demokrasi Pancasila” ala Orde Baru adalah puncak peradaban, sumber nilai pamungkas masyarakat, dan akhir sejarah. Siswa tak mendapat penjelasan mengapa “Demokrasi Terpimpin” dipilih sebagai jalan keluar atas resah-rusuh kabinet selama 10 tahun sejak 1950-1959. Tak dijelaskan pula bagaimana usulan Dekrit Presiden—yang mengawali Demokrasi Terpimpin—muncul dari tubuh tentara sendiri, tepatnya dari Jenderal Nasution. Sulit berharap PPKN mampu menjelaskan mengapa, sejak 1966, Orde Baru dan bangsa Indonesia harus berbakti pada kehendak Washington secara umum dan modal multinasional secara khusus; atau mengapa Indonesia memainkan peranan penting sebagai salah satu pelopor pergerakan rakyat Asia Afrika pada 1955 dan setelahnya. Tidaklah perlu menjangkau masalah-masalah klasik seperti legitimasi SP 11 Maret, praktik pembantaian dan pemenjaraan massal sonder peradilan, atau duit yang dibegal lewat yayasan-yayasan Cendana berpuluh tahun lamanya. Alasannya sederhana saja PPKN terang berusaha menafikan realitas Indonesia pra-Orde Baru dan berasumsi bahwa “Orde Lama”—istilah yang lebih sering digunakan guru PPKN, alih-alih “Demokrasi Terpimpin”—adalah banaspati yang menjerat Indonesia dan Orde Baru ialah juru selamat untuk membebaskan Picik dan Tumpulnya Daya Kritis Tak hanya menebar disinformasi, kurikulum PPKN juga menjebak siswa dalam slogan-slogan yang merayakan nasionalisme picik dan pengkultusan terhadap institusi TNI-Polri. Sebut saja yang paling terkenal yaitu “NKRI Harga Mati”. Slogan yang pertama dicetuskan Muslim Rifai Imampuro, mantan pemimpin Pesantren Al-Muttaqien Pancasila Sakti, Klaten sekitar tahun 1983 ini, mulanya digunakan untuk menegaskan komitmen kelompok Islam atas Pancasila di tengah paksaan untuk menerima Asas Tunggal di bawah Orde Baru. Akan tetapi, slogan ini menemukan kehidupannya yang kedua sejak 1998-1999, ketika konflik komunal meletus di banyak tempat di Indonesia. Sejak itu, tak terhitung sudah berapa kali slogan ini direproduksi militer untuk menjustifikasi perannya di bidang-bidang yang tak berhubungan dengan perang—termasuk politik dan kehidupan sosial sehari-hari. Di sinilah letak masalah besarnya. Tanpa pembekalan sungguh-sungguh mengenai prinsip-prinsip kewargaan dan kebangsaan yang cukup, doktrin “NKRI Harga Mati” yang diajarkan kepada siswa melulu diulang-ulang sebagai sebuah mantra. Di sana tidak ada pemahaman yang lebih dalam tentang makna bangsa sebagai sebuah persatuan manusia dan tempat. Setelah “NKRI Harga Mati”, nasionalisme Indonesia tak lagi menjadi spirit emansipasi bekas bangsa terjajah. “NKRI Harga Mati” ini kemudian berkembang menjadi sebentuk paham chauvinis bahwa Indonesia bersatu karena kesamaan rasa kebencian, bukan karena sikap dan komitmen politik antar-golongan untuk membangun negara-bangsa merdeka; bahwa peran tentara lebih krusial daripada diplomasi selama revolusi fisik 1945-1949; dan bahwa aneksasi Indonesia atas Papua dan Timor-Timur dilatarbelakangi kesukarelaan rakyat masing-masing daerah kepada pemerintah. Pendeknya “pemerintah selalu baik dan tak bisa salah” serta “rakyat bisa tersesat ke jalan yang salah, harus dibimbing, dan karena itu harus patuh pada pemerintah. Jangan heran jika kemudian slogan “NKRI Harga Mati” turut dipakai untuk menggebuk siapapun yang dianggap berseberangan dengan pemerintah. Berkat pandangan “pemerintah selalu bermaksud baik” ini pula, siswa sekolah negeri umum mengalami penumpulan daya kritis dan tak bernyali mengkritik kebijakan pemerintah. Pada titik inilah, tercapai tujuan menyeluruh dari PPKN, yaitu menciptakan “warga negara yang baik” dalam situasi apapun, termasuk ketika negara “tidak sedang baik-baik saja” dan orang-orang tidak baik berduyun-duyun merapat ke lingkaran kekuasaan. Jangan harap PPKN sudi membahas potret masyarakat adat yang digusur atas nama Undang-Undang Cipta Kerja, apalagi transformasi Polri yang kini multifungsi dan semakin represif terhadap gerakan rakyat. Tak usah berharap PPKN akan memuat materi mengenai ketidakadilan jender dan perusakan lingkungan. Terhadap isu-isu tersebut, siswa cukup mengetahui, tidak usah membedah, apalagi mengevaluasi mengapa negara selalu berpihak pada kaum kaya. Dan akhirnya, buku PPKN menutup-nutupi cela besar di dalam sejarah Orde Baru yang sarat pelanggaran hak-hak asasi manusia. Terlihat dari buku PPKN Kelas XI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014 halaman 20 yang hanya menyebutkan lima kasus pelanggaran HAM secara singkat, yakni Tragedi Tanjung Priok 1984, Kudatuli 1996, Penembakan Mahasiswa Trisakti Mei 1998, Tragedi Semanggi I 1999, dan Penculikan 13 Aktivis 1996-1997. Semua kasus itu dikutip sebagai basa-basi belaka, tanpa penjelasan siapa korban dan siapa pelaku. Dan basa-basi itu punya pesan penting buat kita semua Hak-hak warganegara yang berulangkali dilanggar tidak terlalu penting disosialisasikan sejak dini karena, wahai Bung dan Nona, nyawa betul-betul diobral murah di republik ini. Bukan mustahil jika perjuangan para penyintas dan keluarga korban pelanggaran HAM di masa lalu pelan-pelan akan hilang ditimbun narasi sejarah yang tekun memuliakan arogansi rezim haus darah. Zaman berubah. Masyarakat berubah. Definisi “warga negara yang baik” pun seharusnya turut berubah. Sudah saatnya kepatuhan dan keberpihakan tanpa syarat kepada penguasa sebagai barometer loyalitas warganegara dibuang jauh-jauh sebagai kenangan zaman otoriter yang jahiliyah itu. Barulah, jika keberanian mempreteli doktrin nasionalisme chauvinis itu sudah diraih, Indonesia Emas 2045 akan diisi generasi yang memahami makna sejati nasionalisme, yaitu kecintaan besar pada tanah air, bukan kepada pemerintah yang berkuasa!* Isi artikel ini menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya.
February 27, 2022 Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku PKN untuk Kelas 11 halaman 39. Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket PPKN Demokrasi Kebun Binatang Halaman 39. Buku siswa untuk Semester 1 Kelas XI SMA/SMK. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban Pilihan Ganda PG dan juga Esaay Bab 2 Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila Kelas 11 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 K13. Kunci Jawaban Hal 39 PKN Kls 11Jawaban PKN Kelas 11 Halaman 39 Demokrasi Kebun BinatangJawaban PKN Kelas 11 Halaman 39 Demokrasi Kebun BinatangDemokrasi Kebun BianatangSetelah kalian membaca puisi di atas, coba kalian jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah Mengapa istilah demokrasi maknanya beranekaragam?2. Dapatkah kita memaksakan pemahaman tentang demokrasi kepada orang lain? Berikan Coba kalian identifikasi/temukan nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam puisi di Dari nilai-nilai yang sudah diidentifikasikan, nilai-nilai apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari?1. karena pandangan atau cara berpikir setiap orang berbeda-beda serta tingkat kecerdasan orang pun berbeda-beda yang disebabkan oleh kurangnya fasilitas atau pengajar pada suatu bidang pendidikan dalam suatu negara sehingga makna demokrasi beraneka ragam/ karena setiap orang memiliki cara berpikir nya masing-masing tentang demokrasi ini dan setiap orang yang ada memiliki hak untuk berpendapat tanpa adanya paksaan dari orang nilai moralmenurut mereka, definisi demokrasi yang disampaikan dalam puisi diatas ialah terdapat pada kalimat "sama-sama hewan yang tidak memakan satu sama lain".nilai estetis nilai ini dapat kita lihat dari bagaimana bentuk penulisannya yang sesuai dan beraturan dengan kaidah penulisan puisi pada puisi politik nilai politik yang disampaikan secara tersirat dalam puisi tersebut adalah terdapat dalam kalimat "pimpinan baru kebun binatang ingin mereposisi sebuah kandang dan tandang itu kandang penting posisinya". yang pantas dilakukan berdasarkan puisi tersebut adalah melakukan musyawarah agar tidak terjadinya pertikaian karena perbedaan masing-masing pendapat dari setiap orang sehingga tercapainya sebuah kesepakatan bersama yang diterima oleh semua orang ketika ke-17 hewan pada puisi diatas saling bermusyawarah pada puisi nilai yang tidak pantas dilakukan dari puisi tersebut jitu membenarkan salah satu pihak untuk membela kehendak pak kepala kebun binatang tersebut untuk memasukkan serigala ke kandang yang terdapat hewan lainnya yang berdampak buruk bagi keselamatan hewan lainnya yaitu jika serigala memangsa hewan yang satu kandang 2 1. Karena hampir tiap orang maupun tiap kelompok mengartikan demokrasi sesuai dengan kepentingannya. Ini berarti, demokrasi memberikan keleluasaan bagi siapa saja untuk Tidak bisa, hanya negara yang bisa memaksakan pemahaman tentang demokrasi kepada warga negaranya. Dengan catatan, pemahaman tersebut sudah disepakati melalui aturan yang resmi. Untuk itu diperlukan payung hukum yang disepakati bersama agar demokrasi bisa dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah dan Nilai-nilai yang terdapat dalam puisi di atas antara laina. Pemahaman demokrasi tidak selalu samab. Diperlukan dialog untuk merumuskan demokrasi yang adil bagi siapa Penguasa bisa memaksa warganya untuk mengikuti demokrasi, namun harus terlebih dahulu disepakati Semua nilai bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita tamasya ke kebun binatang1. Cerita tamasya ke kebun binatang2. membuat 5kalimat tentang bertamasya ke kebun binatang3. buatlah cerita bertamasya ke kebun binatang4. deskripsikan puisi demokrasi kebun binatang5. Eko bertamasya ke kebun binatang sahabat Safari pada tiket masuk Kebun Binatang tertulis nomor 53 9 dari angka tersebut yang menempati nilai satuan terdapat pada angka 6. membersihkan kembali sisa sisa sampah saat tamasya ke kebun binatang sesuai sila ke?7. keluarga pak budi bertamasya ke kebun binatang. mereka berangkat pada pukul pagi dan sampai jam berapakah jarak ke kebun binatang jika kecepatan 125km/jam8. makna dari puisi demokrasi kebun binatang ?9. tolong buatkan cerita tamasya ke kebun binatang beserta terjemahannya ya! makasih...!10. puisi tentang kebun binatang 2 bait11. contoh puisi tentang kebun binatang12. Keluarga pak budi bertamasya ke kebun binatang. Mereke berangkat pada pkul dan sampai di kebun binatang pda pkul Buatlah puisi dengan tema kebun binatang?14. gambar comics percakapan tamasya ke kebun binatang bahasa mandarin15. buatlah puisi kebun binatang 16. Tegar pergi bertamasya ke kebun binatang bersama keluarganya jarak rumah Tegar ke kebun binatang adalah 20 km jarak rumah tegak ke kebun binatang dalam satuan meter adalah17. Apa makna dari puisi demokrasi kebun binatang18. percakapan 2 orang judul bertamasya ke kebun binatang? agak panjang ya!19. Judul bertamasya ke kebun binatangpertanyaan Ceritakanlah setiap gambar!20. radit bersama keluarganya ingin bertamasya ke kebun binatang jika kecepatan radit dalam mengendarai mobil adalah 60 km/jam serta jarak rumah radit ke kebun binatang adalah 120km maka waktu yang di butuhkan radit bersama keluarganya ke kebun binatang adalah 1. Cerita tamasya ke kebun binatangJawabanpada saat hari libur saya tamasya ke kebun binatang bersama orang tua,di sana ada banyak sekali hewan-hewan yang langka,saya melihat banyak sekali jenis binatang saya sangat suka pergi kalau salah 2. membuat 5kalimat tentang bertamasya ke kebun binatang kemarin aku dan keluargaku bertamasya di jakartaaku dan pamanku pergi bertamasya ke kebun binatangsaat aku bertamasya di kebun binatang saya bertemu hewan2tahun depan aku dan teman2ku bertamasya ke kebun binatangaku tidak sabar menunggu tahun depan untuk bertamasya ke kebun binatangkebun binatang...engkau sangat menarik...didalammu terdapat banyak hewan....hewan dari berbagai negara.....sampai hewan langka....hewan - hewan seakan tersenyum...melihat para pengunjung yang gembiratapi terkadang ada pengunjung yang tidak bertanggung jawab.....mereka membiarkan para binatang memakan makanan yang seharusnya tidak mereka makan....semoga engkau menjadi lebih baik lagi..... 3. buatlah cerita bertamasya ke kebun binatang pada hari minggu aku dan keluarga bertamasya ke kebun kebun binatang aku melihat banyak hewan-hewan setelah melihat hewan aku dan keluarga beristirahat,setelah itu aku dan keluarga pulang 4. deskripsikan puisi demokrasi kebun binatangJawaban1. Nilai musyawarah 17 binatang trsbt menyampaikan pendapat mereka ttg penerimaan serigala yg menyamar sbg domba 2. Nilai otoriter Karena pak kepala binatang memaksakan demokrasi serigala kepada 17 binatang 3. Nilai licik Karena serigala menyamar menjadi domba agar ia bisa memakan binatang d dlm kandang 5. Eko bertamasya ke kebun binatang sahabat Safari pada tiket masuk Kebun Binatang tertulis nomor 53 9 dari angka tersebut yang menempati nilai satuan terdapat pada angka JawabannsnsnsPenjelasan dengan langkah-langkahajjaasjkeowwkwoJawaban3 Penjelasan dengan langkah-langkahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salahmaaf kalo salah 6. membersihkan kembali sisa sisa sampah saat tamasya ke kebun binatang sesuai sila ke? nomor 4 maaf kalu salah yasila ke 2 , karena di situ menjarkan manusia yang adil Dan beradab maaf klo salah 7. keluarga pak budi bertamasya ke kebun binatang. mereka berangkat pada pukul pagi dan sampai jam berapakah jarak ke kebun binatang jika kecepatan 125km/jam waktu 1 jam 15 mnt = 1,25 jamkecepatan 125 km/jamkecepatan = jarak/waktujarak = kecepatan x waktu = 125x1,25 =156,25 km 8. makna dari puisi demokrasi kebun binatang ? demokrasi yang tidak merata 9. tolong buatkan cerita tamasya ke kebun binatang beserta terjemahannya ya! makasih...! Holiday in Bandung holiday, I went to Bandung City with my father, my mother, and my brother. Bandung City for my family is favorite place for holiday. Apart from location for holiday, in Bandung City also famous for shopping and many place for a delicious families holiday in Bandung City for three days. During our holiday in Bandung City, we stayed with my cousin, at the Ciumbuleuit street in Bandung City. They were very nice to my family. His name uncle Jajang, my uncle and her name aunt Evi, my aunt, also three children, Defani, Vidya, and the first day I and my family went to culinary tour at Dago street. There were a lot of culinary. Ranging from Sunda culinary up to Europe culinary. All culinary very the second day, I and my family went for shopping. Bandung City famous for shopping places. One of the famous for shopping places for shopping. I and my family bought clothes. Such as shirts, pants, jackets, and some the last day, I and my family went for a refreshing to Bandung zoo. At the Bandung zoo, there were many types of animals. From species of birds, including the Peacock can be seen at London zoo, other than that there were animals Bears, Dragons, Elephants, Tigers, Deer, Camels, Zebras, and Primates including ARTINYA…..Liburan di Kota Bandung .Liburan lalu, saya pergi ke Kota Bandung dengan ayah saya, ibu saya , dan saudara saya . Kota Bandung untuk keluarga saya adalah tempat favorit untuk liburan . Terlepas dari lokasi untuk liburan, di Kota Bandung juga terkenal untuk belanja dan banyak tempat untuk kuliner saya liburan di Kota Bandung selama tiga hari . Selama liburan kami di Kota Bandung , kami tinggal dengan sepupu saya , di jalan Ciumbuleuit di Kota Bandung . Mereka sangat baik pada keluarga saya . Namanya paman Jajang , paman saya dan bibi namanya Evi , bibi saya , juga tiga anak , Defani , Vidya , dan Zalva .Pada hari pertama saya dan keluarga saya pergi ke wisata kuliner di jalan Dago . Ada banyak kuliner . Mulai dari kuliner Sunda sampai ke Eropa kuliner . Semua kuliner yang sangat hari kedua , saya dan keluarga saya pergi untuk berbelanja . Kota Bandung terkenal dengan tempat belanja . Salah satu yang terkenal untuk tempat-tempat belanja untuk belanja . Saya dan keluarga saya membeli pakaian. Seperti kemeja , celana , jaket , dan beberapa aksesoris .Pada hari terakhir , saya dan keluarga saya pergi untuk mencari ketenangan di kebun binatang Bandung . Di kebun binatang Bandung , ada banyak jenis hewan . Dari spesies burung , termasuk Merak dapat dilihat di kebun binatang London , selain itu ada hewan Beruang , Naga , Gajah , Harimau , Rusa , Unta , Zebra, dan Primata termasuk Siamang . 10. puisi tentang kebun binatang 2 bait kebun binatang...dulu aku punya impianimpian yang belum tercapaiyaitu pergi ke kebun binatang..sekarang adalah saatnya..dengan ayah bundaku pergi ke kebun binatangmelihat banyak binatang langka dan berharga 11. contoh puisi tentang kebun binatangWisata ke Kebun BinatangHari Minggu, Langit cerah tak ditemani mendung Ayah mengajakku berwisata ke kebun binatang Lihat, Ada buaya bermulut seram Ular melilit menjepit mangsa Jerapah melenggak-lenggok dengan lehernya yang panjang Ada panda dari Cina Ada pula kera yang jenaka Sang harimau si raja hutan pun ada dari Sumatera Kanguru si hewan kantong datang jauh dari benua Australia Semua punya keunikan Wisata ke kebun binatang amat menyenangkanSemoga Membantu KEBUN BINATANG. kebun binatang...engkau sangat menarik...didalammu terdapat banyak hewan....hewan dari berbagai negara.....sampai hewan langka....hewan - hewan seakan tersenyum...melihat para pengunjung yang gembiratapi terkadang ada pengunjung yang tidak bertanggung jawab.....mereka membiarkan para binatang memakan makanan yang seharusnya tidak mereka makan....semoga engkau menjadi lebih baik lagi..... 12. Keluarga pak budi bertamasya ke kebun binatang. Mereke berangkat pada pkul dan sampai di kebun binatang pda pkul - =75 mnt =1 jam 15 mnt 1/4 = 2 1/2=2,5Maaf yg bisa tolong dismbng 13. Buatlah puisi dengan tema kebun binatang? kalau kebun binatang kyknya ribet dehh Kebun Binatang kebun binatang....disana kumelihat banyak hewandisana hewan hewanhidup damai oh kebun binatang....kau tempat dimana hewan tumbuh dan berkembang disana surga bagi para hewan 14. gambar comics percakapan tamasya ke kebun binatang bahasa mandarin comaca banyu bitung boti 15. buatlah puisi kebun binatang kebun binatangdi dalamu terletak keindahankeindahan yang diciptakanoleh yang Maha Kuasakebun binatangkau lah tempat wisatayang digemari banyak orangWisata ke Kebun BinatangHari Minggu, Langit cerah tak ditemani mendung Ayah mengajakku berwisata ke kebun binatang Lihat, Ada buaya bermulut seramUlar melilit menjepit mangsa Jerapah melenggak-lenggok dengan lehernya yang panjang Ada panda dari Cina Ada pula kera yang jenaka Sang harimau si raja hutan pun ada dari Sumatera Kanguru si hewan kantong datang jauh dari benua Australia Semua punya keunikan Wisata ke kebun binatang amat menyenangkanSemoga Membantu 16. Tegar pergi bertamasya ke kebun binatang bersama keluarganya jarak rumah Tegar ke kebun binatang adalah 20 km jarak rumah tegak ke kebun binatang dalam satuan meter adalahJawaban100 meter=1 km100×20=20002000Meter 17. Apa makna dari puisi demokrasi kebun binatang 1. Nilai musyawarah 17 binatang trsbt menyampaikan pendapat mereka ttg penerimaan serigala yg menyamar sbg domba 2. Nila otoriter Karena pak kepala binatang memaksakan demokrasi serigala kepada 17 binatang 3. Nilai licik Karena serigala menyamar menjadi domba agar ia bisa memakan binatang d dlm kandang 18. percakapan 2 orang judul bertamasya ke kebun binatang? agak panjang ya! a hey bnama mau kemana?b oh a, aku mau mendaftar tiket stasiun ke kebun binatang, kamu mau kemana?a oh, aku juga mau sama.. ngomong ngomong, kamu pergi sama siapaa gak ada teman yang diajak, yahh palingan adik aku, itu pun kalo mau ikutb kalo gak, sama aku aja yuk, aku juga sendiria oh? b iya lho.. a kalau begitu, aku jemput kamu ya?b gak papa?a iya, rumahmu kan dekat dengan stasiunb ok, aku tunggu yaa yaakeesokan harinya..a eh b! b oh a! sini ayo, busnya udah mau datang niha untung kita cepat ke stasiunnyab iya. kalo gak, sia sia tiket kitatiba di kebun binatanga wahhh banyak ya binatangnyab iya dong, kalo gak, namanya bukan kebung binatang lagia hahaha, lihat itu gajahb besar!!a rasaku jadi pengen menaiki punggungnyab ada ada aja kamu! hahahaa itu jerapah, lehernya sangat panjangb iyahh a aku capek, yuk kita istirahat sebentarb yuk!ketika berteduhb maaf ya, kayaknya kamu baru kali ini ke kebun binatanga iya, dulu ibuku tidak mengizinkanku kesinib kenapa?a aku harus rajin belajar dulu dan harus dapat juara dulu baru kesinib ooh.. yaudah yuk busnya udah mau jalana yuk..b senang banget akua aku jugabyaudah kita berpisah disini aja yahh... byea bye 19. Judul bertamasya ke kebun binatangpertanyaan Ceritakanlah setiap gambar!Jawabanmisal.. siswa SD negeri 01 akan bertamasya ke kebun binatang bersama guru2ny. sesampai di kebun binatang tersebut mereka melihat banyak binatang2 yang terkurung dalam habitatnya. disana mereka melihat ada, harimau, pandai, dll. 20. radit bersama keluarganya ingin bertamasya ke kebun binatang jika kecepatan radit dalam mengendarai mobil adalah 60 km/jam serta jarak rumah radit ke kebun binatang adalah 120km maka waktu yang di butuhkan radit bersama keluarganya ke kebun binatang adalahJawabanjawabannya 2 jamPenjelasan dengan langkah-langkahpakai rumus JKW saja biar mudahJ jarak K kecepatanW waktuW = J KW = 120 km 60 km/jamW = 2 jamsemoga membantu yaaJawaban2 jam semoga bermanfaat
puisi demokrasi kebun binatang